10 Agustus 2009



Saya sebenarnya berharap setelah 'peristiwa' itu Tegar tidak seperti judul yang saya tulis di atas. Tegar harus tetap tegar! Masa depannya masih panjang. Bagi belum tahu peristiwanya silahkan KLIK disini. Peristiwa yang terjadi sekitar bulan Juli yang lalu tak jauh-jauh dari Hari Anak Nasional yang jatuh pada tanggal 23 Juli.

Kaki Tegar diamputasi ayah tirinya di rel kereta api!
Mengutuk habis-habisan! Kejam, biadab! Itu reaksi pertama saya pada saat pertama sekali menontonnya di TV. Benar-benar tak terbayangkan seorang ayah tega melakukan ini pada anaknya sekalipun itu anak tiri.
Entah dimana nuraninya...

Mengelus dada...duh...anak Indonesia betapa malang nasibmu...
Tak akan lepas dari ingatan peristiwa Arie Hanggara, nyawanya lepas dari raga karena perbuatan orang tuanya sendiri. Ternyata peristiwa seperti ini tak berhenti sampai disitu saja. Entah sudah berapa banyak layar kaca kita ataupun surat kabar kita dihiasi peristiwa penyiksaan anak. Bahkan bisa jadi masih banyak Arie yang lain yang mungkin luput dari perhatian kita.
Tak usah jauh-jauh, di jalan raya berapa banyak anak-anak yang hidup dari meminta-minta baik karena suruhan orang tua maupun yang dikoordinir oleh sekelompok preman jalanan.
Belum cukup itu...masih ingat buruh anak yang bekerja di jermal lepas pantai (Beberapa jermal terdapat di kawasan Deli Serdang, Sumatera Utara. Perjuangan anak-anak jermal ini kemudian diangkat ke layar lebar dengan judul “JERMAL” yang diproduksi oleh Ecco Films, disutradarai Rayya Makarim dan Utawa Tresno, yang memiliki kisah lebih miris dari Laskar Pelangi)
Masih ada lagi...menikahi anak di bawah umur (Dengan alasan apapun jelas-jelas itu merupakan pelanggaran hak asasi anak)

Kalau semuanya itu dideretkan...miris...inilah potret anak Indonesia...